Tips Mengunjungi EHEF Jakarta 2010

European Higher Education Fair (EHEF) Jakarta 2010 akan diadakan akhir pekan ini (9-10 Oktober 2010). Fair ini sayangnya ‘hanya’ dilaksanakan selama 2 hari dan berdasarkan quick count pada EHEF 2008, jumlah pengunjungnya mencapai 15.000 orang!

Dalam waktu yang singkat dan kesempatan untuk berkonsultasi mungkin tidak seleluasa mengobrol dengan keluarga di meja makan, ada baiknya kita melakukan persiapan sebelum menghadiri Fair ini agar bermanfaat dan dapat ditindaklanjuti sebaik-baiknya.

Karena lebih baik merencanakan dengan baik daripada datang, capek, dan pulang sia-sia.

Sebelum EHEF

  • Salah satu persiapan yang dilakukan adalah dengan mengunjungi situs resmi EHEF Jakarta untuk mempelajari tentang Fair ini sendiri.
  • Selain itu, untuk persiapan bagi calon pelajar, pengunjung diminta melakukan registrasi secara online (registrasi ini juga akan sangat membantu panitia pelaksana EHEF).
  • Carilah informasi tingkat pendidikan yang ditawarkan oleh program, misalnya Erasmus Mundus menawarkan tingkat S2 dan S3. Oleh karena itu, kalau mencari informasi untuk tingkat S1, ada baiknya mencari di program lain (dan dengan begini, orang yang benar-benar berniat untuk mengikuti program ini bisa dapat kesempatan untuk konsultasi). Informasi semacam ini bisa diperoleh dengan mengikuti link yang disediakan di situs EHEF Jakarta.
  • Setelah melakukan ‘riset kecil’ dengan mencari informasi di website dll., jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, catatlah di buku catatan (dan jangan lupa dibawa saat EHEF).


Foto EHEF 2008

Pada Saat EHEF

  • Pelajari denah lantai (floorplan) dan tentukan rute ternyaman untuk mengunjungi exhibitor yang sesuai minat.
    Sayangnya denah lantai tidak ditampilkan di situs EHEF 2010. Jadi, sebagai contoh saja, bisa melihat denah lantai EHEF 2008 (catatan:kemungkinan tidak sama dengan EHEF 2010).
  • Catat acara khusus dan jadwal serta nomor ruangannya. Jika ada jadwal presentasi dari program yang sesuai minat, sempatkan untuk menghadirinya. Kadang-kadang, ruangan presentasi tidak cukup menampung semua pengunjung yang berminat, oleh karena itu tidak ada salahnya bersiap di ruangan tersebut sebelum acara dimulai.
  • Tanyakan pertanyaan yang telah dicatat di buku catatan sebelumnya dalam acara presentasi atau saat berkonsultasi.
  • Saat konsultasi, ada baiknya membawa buku catatan kecil untuk mencatat informasi yang diperoleh saat berbicara dengan staf/alumni yang berjaga di booth. Buku catatan juga akan sangat berguna bagi yang ingin bertukar alamat email dengan calon pelajar yang punya minat dan negara tujuan sama.
  • Setelah konsultasi, usahakan memperoleh kontak (email atau telepon) untuk pertanyaan lebih lanjut. Atau mungkin meminta rekomendasi alamat website.
  • Setiap exhibitor umumnya menyediakan brosur, buklet, CD, dll. berisi berbagai informasi. Jangan segan untuk meminta dari booth stand yang sesuai minat.
  • Ketahui hubungan antara program dan negara tujuan. Misalnya program DAAD menawarkan program untuk belajar di Jerman. Bagi yang ingin belajar di Jerman, jangan sampai terlewat untuk mengunjungi booth stand DAAD. Lain halnya dengan program Erasmus Mundus, program ini mencakup banyak negara dan berbeda-beda sesuai dengan bidang studi. Ini bisa ditanyakan di booth Erasmus Mundus.
  • Jika tidak sempat berbicara/berkonsultasi, jangan langsung menyesal. Sempatkan untuk memperoleh brosur/buklet dan informasi kontak yang dapat dihubungi untuk pertanyaan lebih lanjut.

Setelah EHEF

  • Setelah EHEF, pelajari kembali media informasi yang telah diperoleh (brosur, buklet, dll.) dan aktiflah mempelajari lebih dalam dengan mengunjungi website, mengunjungi kantor exhibitor, menelepon kontak, atau bertukar tanya-jawab di forum online.
  • Jika ada kesempatan untuk memberikan umpan balik (feedback), sempatkan untuk melakukannya. Bisa juga dengan menulis di forum online.
  • Jika brosur/buklet/media informasi lainnya sudah tidak digunakan (karena ternyata tidak sesuai minat, dsb.), berikan kepada orang yang mungkin berminat. Selain menyelamatkan lingkungan dari sampah, juga bisa menolong orang lain.
  • Umumnya, motivasi naik saat mengunjungi pameran pendidikan. Upayakan untuk mempertahankan level motivasi ini dalam melamar program studi dan atau beasiswa. Kepribadian yang positif dan antusiasme yang tinggi biasanya terbaca dari surat lamaran nantinya, dan tidak ada salahnya untuk selalu hidup positif dan penuh antusias!

Foto diambil dari halaman Facebook EHEF Jakarta.

Tips Sukses Beasiswa Erasmus Mundus: Pilih Sendiri Programmu

Pick Me speech bubble

Langkah pertama agar sukses mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus di program pilihanmu adalah memilih sendiri program-program yang akan kamu daftar.

Orang lain tidak akan bisa menentukan yang cocok untuk kamu. Kamu sendiri yang dapat memilih bidang mana yang sesuai dengan latar belakang dan minatmu sendiri. Paling banter, orang lain hanya bisa menunjukkan ke daftar program yang ada.

Jadi, harap dimaklumi kalau pertanyaan-pertanyaan sejenis berikut (yang masih sangat sering ditanyakan):

  • “Halo, saya mahasiswa semester akhir jurusan X ingin mendaftar beasiswa Erasmus Mundus bidang X, ada ga?”
  • “Salam, saya lulusan universitas Y fakultas Z, ingin mencari beasiswa untuk bidang Y. Mohon bantuannya.”

dijawab “hanya” dengan:

  • “Silakan cari sendiri di webnya, yang aktif dong”

Untuk memilih sendiri program-program yang akan kamu daftar, ikuti langkah-langkah berikut:

  • Kunjungi halaman web daftar program (lihat gambar di bawah). Daftar program Master ada di http://j.mp/mundusmaster. Daftar program Phd ada di http://j.mp/mundusphd. Catatan: saya menggunakan layanan j.mp (fungsinya sama dengan bit.ly) agar alamat webnya mudah diingat.
  • Pilih dari daftar nama program yang kira-kira menarik dan cocok untukmu.
  • Download deskripsi program (PDF) dan kunjungi website resminya (lihat gambar di bawah).
  • Baca baik-baik dan catat informasi yang ada (bookmark websitenya, simpan jadi PDF misalnya, cetak jika perlu, tulis deadline di kertas/agenda/notes, dll).
  • Pertimbangkan minat dan latar belakang pendidikan/profesional dalam memilih.
  • Bingung? silakan bertanya. Daftar di situs ini dan gunakan forum.
  • Saring/pilih hingga maksimal 3 program.
  • Daftar sesuai petunjuk masing-masing program.
Halaman daftar program Erasmus Mundus

Sederhana? Tampaknya begitu, tapi masih banyak yang melewatkan langkah2 di atas, terutama membaca secara detil. Kebanyakan langsung lompat ke langkah bertanya. Padahal, ketelitian dalam membaca petunjuk beasiswa dan inisiatif untuk mandiri dalam mencari informasi adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan mendapatkan beasiswa.

Bingung? Bertanyalah, kami, awardee dan alumni beasiswa Erasmus Mundus terbuka untuk pertanyaan. Tapi, tolong perhatikan yang ditanyakan. Ini selalu saya tekankan karena biasanya, banyak pertanyaan yang sebenarnya bisa terjawab dengan membaca detil informasi resmi yang ada. Gunakan forum untuk dapat bertukar informasi dengan awardee dan alumni atau bahkan antar sesama pencari beasiswa. Saya juga bisa dihubungi melalui halaman Contact.

Tips dan hal-hal yang perlu diperhatikan:

  • Meski daftar program Erasmus Mundus dapat disaring sesuai kategori yang ada, lebih baik mencari dengan tidak disaring. Ada beberapa program yang terkategorisasikan secara kurang tepat. Contoh: SpaceMaster masuk kategori Health and Welfare padahal seharusnya lebih tepat di Engineering.
  • Dari nama program mungkin kurang jelas isi dan bentuk programnya. Download deskripsi pdf-nya, baca detil websitenya, jika masih ragu baru bertanya.
  • Jika websitenya masih tampak kosong, coba cari websitenya dengan Google menggunakan nama program misal “IMEC International Master in Early Childhood Education and Care”. Beberapa website program menggunakan alamat website baru yang kosong, padahal informasinya masih terdapat di website yang lama.
  • Gunakan cadangan/jatah pendaftaran maksimal dalam setahun, pendaftar bisa mendaftar maksimal 3 program Erasmus Mundus. Cari program yang mirip-mirip.
  • New (dalam gambar di atas ditandai dengan Baru (2011)) menyatakan program yang baru dibuka untuk tahun ini. Bisa jadi websitenya belum diperbarui/masih dalam masa pembuatan. Kunjungi websitenya secara berkala untuk mendapatkan informasi pendaftaran yang valid.
  • Hingga tulisan ini ditulis, masih ada program yang belum membuka pendaftaran. Sabar, kunjungi secara berkala untuk mendapatkan informasi pendaftaran yang terbaru. Kita bisa belajar dari informasi pendaftaran yang lalu. Persiapkan yang pasti2 saja dulu: CV, motivation letter, surat rekomendasi, English test, dan proposal penelitian (jika diminta). Yang lain-lain pastikan ketika informasi terbaru sudah keluar.

Beasiswa Erasmus Mundus hanya ditawarkan untuk program-program tertentu, tidak bisa ditawar-tawar. Pendaftar sendiri lah yang bisa menentukan apakah program-program yang ada cocok dengan latar belakang atau minatnya masing-masing. Jika memang tidak ada yang cocok, jangan putus asa, masih banyak beasiswa lain.

Terinspirasi dari “nice quotes” di situs sebelah 😀

Surat Rekomendasi Beasiswa: 5 Hal Penting

Facebook like stamp

Setiap pendaftaran beasiswa hampir pasti memerlukan surat referensi atau surat rekomendasi (reference letter atau sering juga disebut recommendation letter). Banyak pertanyaan sejenis yang ditanyakan prospective students tentang surat ini. Berikut beberapa tips bersumber dari pendapat dan pengalaman saya yang juga berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa rekan penerima beasiswa.

1. Teliti syarat surat referensi

Persyaratan yang dicantumkan untuk mendaftar beasiswa, umumnya juga menjelaskan hal-hal penting termasuk siapa yang diharapkan menjadi referee (yang memberikan reference letter), format surat, dan cara pengiriman. Baca dengan teliti dan ikuti persyaratan yang dicantumkan.

2. Siapa yang sebaiknya jadi referee?

Idealnya bukan hanya orang-orang yang punya jabatan tinggi (rektor, dekan, ketua jurusan, dll), tetapi yang lebih penting adalah yang benar-benar mengenal kamu. Dosen pembimbing skripsi/tugas akhir semestinya bisa mengomentari kemampuan risetmu. Dosen pembimbing kemahasiswaan/dosen wali bisa punya pendapat bagus tentang kemampuan organisasimu atau sepak terjangmu selama kegiatan perkuliahan S1. Tapi bisa jadi jabatan penting/gelar akademik tinggi dari reference punya nilai lebih.

Bila sudah punya pengalaman kerja, tentu sangat penting mendapatkan rekomendasi dari atasan kerja. Sekali lagi, orang yang lebih tepat adalah yang tahu langsung bagaimana skill dan kinerja profesionalmu.

Turuti persyaratan, jika diminta surat rekomendasi dari akademisi, meski kamu sudah berpengalaman kerja lebih dari 2 tahun, tetap penuhi syarat tersebut. Sebaliknya, jika tidak ditentukan siapa yang harus memberikan rekomendasi, keputusan ada di tanganmu. Pilih orang-orang yang bisa memberi nilai positif untuk memperkuat aplikasi beasiswamu.

3. Format dan “bungkus”

Beberapa program meminta referee mengisi template/form/tabel, mencentang pilihan (dalam rangka memberi nilai sang prospective student), atau membuat surat bebas. Intinya, ikuti peraturan yang ada. Jika tidak ditentukan, maka referee bebas menentukan format surat rekomendasi (biasanya berbentuk surat biasa).

“Bungkus” surat rekomendasi yang baik adalah atas nama institusi, tertulis di kertas berkop, amplop berkop, dan ada cap. Amplop harus tersegel (dengan cap lagi atau tanda tangan) yang menandakan referee menulis surat itu tanpa diketahui isinya oleh pendaftar beasiswa. Bisa saja rekomendasi diberikan atas nama pribadi (misal karena referee tidak berhak mewakili institusi). Meski begitu, jabatan/profesi referee serta data kontaknya (alamat email dan pos) harus tetap dicantumkan.

4. Isi surat rekomendasi

Bagian ini sepertinya layak untuk dibuat post tersendiri. Isi surat rekomendasi ya rekomendasi 🙂 Hal-hal yang harus ada:

  • Siapa (jabatan/profesi) pemberi rekomendasi dan hubungannya dengan pendaftar beasiswa. Ini akan menjawab kenapa rekomendasi dari dia layak diperhatikan.
  • Rekomendasi: alasan kenapa sang pendaftar beasiswa layak mendapat beasiswa. Bisa karena prestasi kuliah, kegiatan ekstra kurikuler, prestasi dan performa kerja, dll.

Silakan cari contoh atau template surat rekomendasi lewat mesin pencari.

5. Tanggal/Up to date

Punya “stok” surat rekomendasi yang dibuat tahun lalu? Jangan dipakai, minta referee buat yang baru 😀

Sebenarnya masih banyak yang bisa digali dari surat rekomendasi. tapi topik ini akan dibahas lagi di artikel-artikel berikutnya. Jika ada pertanyaan, sanggahan, atau tambahan, jangan sungkan untuk berkomentar melalui form di bawah. Silakan juga berbagi lewat Facebook/Twitter dengan tombol Share berikut.

Photo credit: [1]

Tips Bertanya tentang Beasiswa

Question Mark

Baru-baru ini ada diskusi yang sangat menarik di milis awardee dan alumni Erasmus Mundus dari Indonesia (indoem). Kita sekarang berada di bulan-bulan pendaftaran beasiswa Erasmus Mundus. Dalam memburu beasiswa ini, masih banyak pula prospective students yang punya (banyak) pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut lah yang menjadi bahan diskusi. Saya mencoba menyimpulkan beberapa poin dari diskusi tersebut (ditambah dengan opini pribadi) dan menyajikannya dalam bentuk daftar tips (dos & don'ts) bertanya tentang beasiswa (tidak hanya tentang Erasmus Mundus). Tujuannya tentu agar pertanyaan dari peminat beasiswa bisa terjawab.

Dos (Sangat dianjurkan)

Question Mark

  • Paling penting: teliti membaca informasi resmi. Langkah ini yang paling krusial dan menentukan apakah penanya serius bertanya atau tidak. Keseriusan penanya langsung terlihat ketika pertanyaannya mencerminkan orang yang teliti membaca informasi resmi dari website program yang diminati.
  • Inisiatif dan tunjukkan usaha. Salah satu tips sukses beasiswa adalah inisiatif yang tinggi. Bantu orang yang ditanya dengan menjelaskan usaha-usaha yang telah dilakukan. Dengan menunjukkan langkah-langkah yang pernah ditempuh, awardee/alumni bisa terbantu dalam memberikan jawaban dan lebih tergerak untuk membantu. Baca lagi pertanyaan-pertanyaan yang pernah diajukan oleh orang lain, sangat mungkin jawaban yang sudah pernah diberikan sebelumnya relevan untuk kasus penanya.
  • Jelas, singkat, dan to the point. Pertanyaan yang potensial cepat dijawab adalah yang langsung ke pokok persoalan tanpa berputar-putar. Coba susun pertanyaan dalam kalimat-kalimat pendek atau bullet points.
  • Mandiri. Sadari bahwa mungkin tidak akan ada jawaban yang benar-benar memuaskan. Bahkan mungkin bakal tidak ada jawaban. Penyebabnya bermacam-macam: mulai tidak ada yang bisa menjawab (belum ada awardee/alumni untuk suatu program), pertanyaan yang dilontarkan tidak jelas (sehingga membuat bingung yang sudah berniat membantu), atau karena kasus penanya terlalu spesifik sehingga belum ada yang punya ide untuk menjawab. Jika sudah begini, kemandirian untuk membuat keputusan dan maju sendiri dalam rangka mendaftar akan menentukan apakah sang penanya "hanya bisa bertanya" atau siap menuju sukses.
  • Netiket. Jika pertanyaannya diajukan dalam media online, gunakan netiket. Tidak perlu bahasa formal, tapi bahasa yang baik. Buat thread baru bila bertanya di mailing list, jangan “membajak” thread orang lain, apalagi yang tidak berhubungan. Gunakan subjek yang baik dan berhubungan dengan isi email. Jika belum ada jawaban, tidak perlu bertanya hal yang sama berulang-ulang, lihat poin “mandiri” di atas.

Don'ts (Hindari)

Question mark

  • Pertanyaan satu kalimat. Pertanyaan yang terlalu pendek sangat mungkin membuat orang bingung sehingga enggan menjawab.
  • Minta email/japri, nomor ponsel, CV, Motivation Letter, dan sejenisnya. Data/dokumen tersebut adalah sesuatu yang personal dan bukan untuk umum. Membawa diskusi ke japri malah merepotkan karena hanya bermanfaat untuk sang penanya. Orang lain jadi tidak punya akses ke solusi yang mungkin dihasilkan penjawab. Dengan menggunakan jalum/website/forum/milis, pertanyaan dan jawaban jadi bisa diacu (melalui link) sehingga pertanyaan-pertanyaan serupa tidak perlu berulang-ulang dijawab. Contoh atau template CV, motivation letter, dan sejenisnya sudah banyak di Internet, gunakan mesin pencari untuk menemukannya.
  • "Bantuin saya dong"/"Mohon doanya". Awardee/alumni semua menginginkan makin banyaknya orang Indonesia yang mendapat beasiswa Erasmus Mundus. Tapi ketika ada embel-embel “paksaan” agar dibantu/minta doa, seolah-olah mengesankan keegoisan penanya karena "menyuruh" semua orang ikut andil dalam kesuksesan penanya. Bisa jadi ada orang yang tersinggung dan akhirnya enggan menjawab (saya salah satunya). Tambahan, contoh yang saya maksud: “Saya lulusan X berminat untuk mendaftar beasiswa program Y. Mohon bantuannya”. Pendek, tidak jelas plus embel-embel “mohon bantuan” yang tidak perlu.

Intinya, jangan sungkan bertanya jika mengalami kesulitan/kebingungan. Daftar di situs indoem.info (atau gunakan Facebook/Twitter account) dan gunakan fasilitas Forum untuk bertanya. Tapi ingat, penanya yang baik adalah yang dapat membantu orang yang ingin menjawab pertanyaannya 🙂 Setuju? Tidak setuju? Punya tips bertanya yang lain? Silakan gunakan form komentar di bawah untuk mengemukakan pendapatmu.

Tambahan: contoh untuk poin “bantuin dong/mohon bantuannya” dan poin “netiket”

Photo credit: [1], [2], [3]

Tips Meningkatkan Peluang Mendapat Beasiswa

Tahun lalu menjadi reserve list? Sedang berpikir apakah sebaiknya mendaftar lagi tapi bingung apa yang harus dilakukan supaya tahun ini bisa masuk main list? Berikut adalah saduran* dari presentasi Nova yang dapat membantumu. Presentasi ini diberikan dalam acara Coaching Consultation untuk reserve list bersamaan dengan Predeparture Briefing beberapa waktu lalu.

Catatan: Jika belum pernah masuk reserve list (daftar cadangan penerima beasiswa) atau baru pertama akan mendaftar beasiswa Erasmus Mundus, kamu juga bisa mengambil beberapa poin penting yang akan membantu pendaftaranmu. Nova adalah alumna CoDe (Joint European Master in Comparative Local Development), program yang mensyaratkan pendaftarnya membuat research proposal. Presentasi Nova memang menekankan perbaikan research proposal, tapi saran-sarannya bisa berguna untuk pendaftar yang lain misalnya dalam menulis motivation letter/statement of purpose. Nova pernah masuk reserve list di tahun 2007 kemudian mendapat beasiswa Erasmus Mundus (masuk main list) di tahun 2008.

1. Mengapa saya berada di reserve list?

Nova mengajak untuk berpikir positif dengan memaparkan beberapa alasan yang mungkin:

  • Hanya ada kuota dua orang dari Indonesia sedang kamu di posisi ketiga terbaik.
  • Pengalamanmu masih kurang dibanding orang yang terpilih.
  • Kamu berasal dari kota besar (untuk beberapa program ini bisa berpengaruh).
  • Pihak konsorsium universitas tidak merasa yakin memiliki sumber daya kompeten untuk membimbing penelitian yang kamu usulkan di research proposal.
  • Research proposalmu/motivation lettermu yang terbaik kedua/ketiga dibanding orang Indonesia yang terpilih.

2. Apa yang bisa saya tingkatkan untuk pendaftaran tahun ini?

Perbaiki research proposal/motivation lettermu. Ada banyak alasan organisasi/pemerintah memberi beasiswa. Cari tahu kriteria penerima beasiswa yang mereka cari. Bisa jadi mereka mencari orang yang berpengalaman di bidang X dan berkomitmen untuk pulang ke negara asal dan menerapkan ilmunya untuk mengembangkan daerahnya. Tulis proposal yang inovatif dan menjawab kepentingan pemberi beasiswa, sehingga menunjukkan bahwa kamu adalah pilihan yang tepat.

Menurut Nova, beberapa hal yang perlu diingat:

  • Perhatikan panduan penulisan motivation letter/research proposal di website resmi program.
  • Pihak universitas pastinya ingin memilih penelitian yang dapat memberi nilai tambah pada penelitia-penelitian mereka. Sesuaikan pendaftaranmu dengan informasi yang tersedia tentang universitas dan program yang kamu pilih.
  • Sekali lagi, jangan hanya melihat keinginan/kemampuan diri tapi juga perhatikan apa yang dicari oleh pihak pemberi beasiswa dan kompetensi universitas.

3. Tips dan kesimpulan

Nova mengakhiri presentasinya dengan memberikan beberapa tips berikut:

  • Jangan takut untuk lebih meruncingkan topik proposal.
  • Definisikan tujuan penelitian dengan jelas. Jika mungkin, tujuan tetap dengan proposal sebelumnya (agar konsisten) tapi tingkatkan misalnya di bidang metodologi.
  • Perhatikan detil. Pemilihan kata bisa jadi berpengaruh besar.
  • Proposal penelitian memang harus menjawab kepentingan pemberi beasiswa, tapi jangan lupa idealisme sendiri.
  • Minta bantuan orang lain (yang kompeten) untuk membaca dan memberikan pendapat tentang proposal/motivation letter sebelum dikirim.
  • Cari informasi beasiswa lain: dari universitas, informasi dari mailing list beasiswa, beasiswa dari pemerintah dan organisasi internasional.

Intinya, masuk reserve list tahun lalu? Daftar lagi dan raih mimpimu! Semoga sukses!

* Disadur dengan ijin. Terima kasih, Nova!

Baca juga: 5 Tips Sukses Beasiswa Erasmus Mundus

Photo credit: [1]

Statistik Jumlah Penerima Beasiswa Erasmus Mundus dari Indonesia

Grafik jumlah penerima beasiswa Erasmus Mundus dari Indonesia (2004-2010)

Sejak tahun 2004, sudah 264 orang dari Indonesia yang mendapat beasiswa Erasmus Mundus. Datanya, yang bersumber dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bisa dilihat pada grafik di atas (klik gambar untuk melihat versi lebih besar). Update: baca juga Erasmus Mundus Statistics, Information on the numbers of students and scholars selected for scholarships under Erasmus Mundus Masters Courses, arranged per country.

Data jumlah awardee dibagi menjadi students dan scholars. Scholars adalah peneliti (biasanya dosen) yang diberi grant untuk melakukan penelitian dan juga mengajar di beberapa universitas di Eropa. Biasanya periode grant-nya hanya beberapa bulan. Data scholars tahun 2010 belum ada karena periode pendaftaran yang panjang. Students adalah mahasiswa yang diberi beasiswa untuk belajar di sedikitnya 2 universitas di 2 negara di Eropa. Untuk tahun 2010, 2 di antara 44 orang (hingga kini) students akan menempuh program joint doctorate (S3). Sebelumnya, yang diberi beasiswa hanya students untuk master course (S2). Data 2010 masih bisa berubah karena yang di daftar cadangan (reserve list) masih bisa mendapat beasiswa (masuk ke main list) karena misalnya ada yang mengundurkan diri. Sebagai contoh, di bulan Desember 2007 ada anggota reserve list dari Indonesia yang akhirnya masuk main list untuk kemudian berangkat ke Eropa untuk menyusul perkuliahan yang sudah dimulai.

Apa yang bisa dilihat dari statistik ini?

Jumlah awardee dari Indonesia memang menurun drastis di tahun ini. Untuk tahun ajaran 2010, dimunculkan kategori baru oleh Komisi Eropa tentang student yang dapat menerima beasiswa. Kalau dulu hanya yang dari negara-negara ketiga, kini dari negara manapun bisa mendaftar beasiswa Erasmus Mundus. Erasmus Mundus Scholarship Category A adalah jatah untuk third countries sedang Category B untuk pendaftar dari negara lainnya (termasuk yang sudah tinggal di selain third countries). Ditambah dengan sekarang ada batasan untuk tiap program hanya menerima maksimal 2 orang dari tiap negara. Dulu, pernah ada 3 orang dari Indonesia yang diterima di program dan dalam waktu yang sama. Intinya, penyebab turunnya jumlah awardee dari Indonesia adalah persaingan yang semakin ketat. Apalagi sekarang beasiswa Erasmus Mundus makin dikenal masyarakat “pemburu beasiswa”.

Data grafik di atas disajikan kembali pada tabel berikut.

Academic Year Students Scholars Subtotal
2004-2005 9 0 9
2005-2006 14 1 15
2006-2007 21 2 23
2007-2008 39 4 43
2008-2009 66 2 68
2009-2010 55 7 62
2010-2011 44 0 44
Total 248 16 264

Apa yang bisa dilakukan dengan adanya data ini?

Jadikan dirimu menonjol di tengah banyaknya pendaftar. Tips singkat:

  • Teliti dalam melengkapi syarat-syarat pendaftaran. Lewat sedikit saja, peluangmu akan jatuh, bahkan bisa lenyap.
  • Buat CV dan statement of purpose (motivation letter) yang menjual. Jangan hanya curhat cita-cita dan hobby tapi sesuaikan dengan tujuan program yang kamu daftar. Jawab pertanyaan ini: Mengapa kamu layak dapat beasiswa ini? Mengapa harus kamu, bukan orang lain?
  • Pastikan dapat surat rekomendasi dari orang yang “tepat”. Jangan hanya meminta rektor atau dekan yang hanya tahu nama/nomor indukmu, tapi pertimbangkan juga dosen pembimbing skripsi atau dosen wali yang benar-benar tahu sepak terjangmu ketika masih kuliah.
  • Jangan menawar-nawar persyaratan English test. Segera persiapkan untuk tes versi internasional bukan institusional. Kalau ada ratusan pendaftar dengan hasil tes internasional, kenapa pemberi beasiswa harus memilih yang “hanya” punya hasil tes institusional?
  • Persiapkan dari sekarang, beberapa program sudah membuka pendaftaran untuk 2011.

Baca juga:

5 Tips Sukses Beasiswa Erasmus Mundus

Pendaftaran Erasmus Mundus 2012 sudah mulai dibuka. Berikut tips modal penting untuk sukses mendaftar beasiswa Erasmus Mundus. Tips di bawah juga bisa dipakai dalam mendaftar beasiswa apa saja.

Bradenburg Gate, Berlin

1. Teguhkan Niat

Orang bilang mulailah dari niat. Untuk memperkuat niat, bayangkan hasil akhir yang bisa kamu capai. Mau ke Eropa? Bayangkan misalnya melihat Bradenburg Gate di Berlin (foto di atas) dengan mata kepala sendiri atau naik Menara Eiffel di Paris. Bayangkan kamu bertemu banyak orang baru dan sekelas dengan teman-teman dari berbagai penjuru dunia. Belajar sesuatu yang baru di tempat yang baru. Dengan membayangkan apa yang kamu akan raih ketika mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus, niat kamu untuk mendaftar bisa lebih kuat. Niat yang teguh adalah modal utama dalam perjuangan berburu beasiswa. Kamu bisa menonton video pengalaman alumni Erasmus Mundus dari Indonesia yang bisa memberi inspirasi.

2. Teliti

Banyak pertanyaan di milis atau forum beasiswa yang menunjukkan ketidaktelitian penanya. Misalnya pertanyaan TOEFL internasional dibutuhkan/tidak, berapa nilai TOEFL minimal, apakah butuh surat rekomendasi dari atasan ketika sudah bekerja dll. Informasi yang dicantumkan dalam prosedur pendaftaran di website resmi suatu program Erasmus Mundus seharusnya sudah cukup. Persyaratannya tinggal diikuti, tidak boleh kurang (dilarang tawar-menawar 😀 ), kalau lebih boleh asal relevan. Teliti dalam membaca dan melengkapi persyaratan pendaftaran akan menempatkan peluang kamu di atas sebagian pendaftar lain.

3. Inisiatif

Dari yang saya tahu, orang-orang yang berhasil mendapatkan beasiswa memulai dengan inisiatif sendiri. Sekali lagi, banyak yang “asal bertanya” di website atau forum/milis beasiswa. Permintaan seperti “saya tertarik mendapatkan info beasiswa A, mohon bantuannya”, atau malah sejenis “doakan saya untuk diterima beasiswa X” menunjukkan inisiatif yang kurang. Yang lebih baik adalah sang penanya/peminta informasi mencantumkan apa-apa yang sudah dia lakukan baru cerita bahwa dia mengalami hambatan atau tidak jelas terhadap sesuatu dan sekarang bertanya atau minta tolong. Banyak orang akan membantu dengan senang hati jika kamu menunjukkan hasil usahamu sendiri. Ujung-ujungnya, inisiatif akan membuat kamu lebih unggul daripada sejumlah besar orang yang “hanya” bisa meminta bantuan.

Percaya Diri itu Penting

4. Percaya Diri

Coba lihat dari sudut pandang pemberi beasiswa, mereka mencari orang-orang unggul berkemampuan tinggi. Apakah kamu yakin bahwa dirimu berkemampuan tinggi? Kalau kamu saja tidak yakin, bagaimana kamu bisa meyakinkan pemberi beasiswa bahwa kamu orang yang tepat untuk beasiswa ini? Percaya diri adalah kunci penting dalam mendaftar beasiswa. Kepercayaan diri yang tinggi yang dituangkan dalam CV dan motivation letter yang “menjual” akan menempatkan kamu sebagai “top choice” untuk diberi beasiswa.

5. Komitmen

Mendaftar beasiswa bukan hal yang instan. Dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, komitmen yang kuat harus dimiliki. Sediakan tenaga, pikiran, uang, dan waktu untuk mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan pendaftaran. Merasa capek, jenuh, bosan? Lihat nomor 1, ingat niatmu lagi sambil bayangkan hasil akhir yang akan kamu raih nanti jika berhasil. Tetap semangat!

Bonus: Lingkungan yang Mendukung

Cari orang-orang yang bertujuan sama/mirip. Dengan saling menyemangati dan sedikit kompetisi, kamu akan lebih terpacu dalam mendaftar. Kamu bisa memperkenalkan diri di Forum Introduction (kamu harus register/login untuk memulai thread baru di Forum) untuk kemudian bertukar informasi.

Tips di atas memang sangat umum, tapi mungkin karena itu malah banyak yang “lupa” dan melewatkan hal-hal sederhana tapi penting tersebut. Punya tips lain? Tidak jelas dengan tips di atas? Atau malah tidak setuju? Silakan komentari artikel ini. Klik tombol Share/Save di bawah untuk share artikel ini via akun Facebook/Twitter-mu.

Photo credits: [1], [2]

6 Tips Hemat (dan Fun) Hidup dan Belajar di Eropa

Membaca masukan teman-teman alumni dan awardee Erasmus Mundus dari Indonesia tentang biaya hidup kuliah di Eropa, jadi terbersit ide untuk membuat semacam summary-nya. Meski mendapat beasiswa Erasmus Mundus yang jumlahnya termasuk yang tertinggi, bukan berarti tidak ada alasan untuk berhemat bukan?

1. Memasak Sendiri (juga untuk orang lain)

Foto Soto Ayam for Spanish Course Classmates

Ini jadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa yang akan kuliah di luar negeri. Mampu memasak sendiri jelas akan membantu menghemat pengeluaran kita. Perbandingan biaya yang diperlukan untuk memasak sendiri dengan makan di luar (kantin, takeaways atau restoran) bisa mencapai 1:2 atau bahkan 1:4!

Keuntungan memasak sendiri lainnya adalah mampu memperkenalkan makanan Indonesia kepada teman-teman dari luar negeri. Saya cukup bangga bisa mengenalkan soto ayam (versi sederhana tentunya) kepada teman sekelas kursus bahasa Spanyol. Karena topiknya belajar menulis resep, tidak mungkin saya pakai bumbu instan. Akhirnya dengan coba-coba hingga tiga kali gagal, berhasil juga memasak soto ayam bikinan sendiri. Tips: jangan lupa kalau pakai resep dengan cabai, jumlahnya dikurangi karena tidak banyak orang non-Asia yang tahan pedas walaupun menurut kita hanya pedas sedikit.

2. Jangan Beli Buku Kuliah

Foto perpustakaan di Belgia

Kunjungi dan manfaatkan fasilitas perpustakaan. Umumnya semua buku yang dibutuhkan bisa didapatkan di situ. Lagipula textbook biasanya tebal dan berat, sehingga susah dibawa berpindah-pindah dalam rangka mobilitas Erasmus Mundus. Universitas juga memiliki akses ke berbagai jurnal online sehingga mahasiswa bisa membaca karya ilmiah terbaru sebagai pendukung belajar. Untuk beberapa kasus, bahkan alumni masih diberi akses. Jika memang benar-benar butuh beli textbook, cari informasi tentang buku bekas atau “warisan” dari kakak kelas yang tentunya lebih murah daripada yang baru.

3. Beli Sepeda atau Jalan Kaki

Foto kumpulan sepeda di Belanda

Untuk membeli sepeda, ada baiknya melihat forum atau website lokal yang biasa dipakai untuk jual sepeda bekas. Meski banyak juga yang bilang bahwa sepeda bekas yang dijual ada kemungkinan hasil curian, harganya yang lebih murah dari sepeda baru tetap menggiurkan. Jangan lupa untuk memeriksa semua kelengkapan (dan keutuhan) sepeda yang akan dibeli seperti pompa dan gembok. Pastikan sepeda terkunci dengan aman ketika ditinggalkan karena pencurian sepeda bukan hal aneh di Eropa.

Pada umumnya, di Eropa, jarak yang mampu kita tempuh dengan berjalan kaki (atau bersepeda) lebih jauh daripada di Indonesia. Trotoar yang lebar dan lajur khusus sepeda membuat kita lebih nyaman (dan aman) untuk berjalan kaki atau bersepeda menyusuri kota tempat kita belajar. Untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh, jalan kaki atau bersepeda adalah pilihan yang bijak. Sambil menghapal jalan dan kawasan sekitar tempat tinggal atau kampus, kita tidak perlu mengeluarkan biaya. Bonus: makin bugar!

4. Miliki Tiket Langganan (atau Kartu Diskon)

Foto tiket kereta di Inggris

Untuk bepergian jarak jauh, bisa dipertimbangkan untuk membeli tiket langganan untuk bis atau kereta. Karena namanya berlangganan, maka penghematan bisa jadi baru terasa kalau tiketnya dipakai beberapa kali. Untuk transportasi, periksa juga apakah ada kartu diskon untuk kategori usia muda (< 26 tahun) atau untuk pelajar. Untuk keperluan jalan-jalan, kartu ISIC (International Student ID Card) layak dimiliki kalau kota tempat kita belajar atau tempat-tempat yang akan kita kunjungi banyak yang menawarkan diskon bagi pemilik kartu ini. Beberapa museum lokal atau landmark terkenal juga menggratiskan (atau memotong sebagian) biaya masuk bagi pelajar universitas di Eropa.

5. Berbagi Apartemen (dengan orang lokal)

Foto bersama flatmates di Spanyo

Memang asrama kampus umumnya lebih praktis, terjamin dan dekat dengan kampus. Tetapi ada kalanya berbagi apartemen/flat (biasa disebut private accommodation) dengan orang lain jatuhnya lebih murah daripada tinggal di asrama. Perbedaan biaya ini bisa disebabkan karena akomodasi pribadi tidak menawarkan jasa tambahan seperti cleaner atau common room lengkap dengan TV layar datar dan bar (asrama saya di UK ada loh). Dengan tinggal di akomodasi pribadi, interaksi dengan orang di luar kampus juga bisa terjalin. Apalagi kalau tinggal bersama penduduk lokal, kemampuan berbahasa lokal bisa lebih terasah. Mengurus berbagai hal rumah tangga seperti giliran bersih-bersih, membawa sampah daur ulang ke tempat pengumpulan, dan mengurus pembayaran internet bisa membuat kita juga lebih paham bagaimana rasanya (dan repotnya, tapi tetap fun) tinggal mandiri di Eropa.

6. Berbahasa Lokal (selain bahasa Inggris)

Foto tanda se habla español

Ada yang bilang bahwa seseorang belum benar-benar bisa berbahasa lokal sebelum bisa menawar harga. Di pasar tradisional atau bazaar barang bekas misalnya, kemampuan berbahasa lokal bisa membantu kita mendapatkan harga yang lebih rendah. Atau setidaknya bisa bertanya misalnya tentang ukuran baju atau kondisi barang yang dijual. Berusaha berbahasa lokal, meski tidak sempurna, pada umumnya akan membuat lawan bicara lebih menghargai dan mau membantu. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar bahasa lokal. Dengan bantuan phrase book, tambahlah perbendaharaan kata selain “terima kasih” atau “selamat pagi”.

Baca juga informasi biaya hidup di berbagai kota dan negara di Eropa, bersumber dari pengalaman alumni/awardees Erasmus Mundus. Ada tips hemat (dan fun) yang lain? Silakan beri komentar. Jika artikel ini berguna, sebarkan melalui Facebook, Twitter, email, atau social network lain dengan klik tombol Share/Save di bawah ini.

Photo credits: [1], [2], [3], [4].

Q&A Talkshow Alumni Erasmus Mundus

Suasana Talkshow Alumni Erasmus Mundus Jakarta

Tidak sempat/tidak bisa datang ke acara Talkshow Alumni Erasmus Mundus di Jakarta weekend lalu? Berikut rangkuman beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering ditanyakan di acara seperti ini. Beberapa pertanyaan ini sebenarnya bisa terjawab dengan membaca dengan detil informasi syarat-syarat pendaftaran di web program yang bersangkutan atau di bagian FAQ Erasmus Mundus di situs ini. Meski begitu, bebarapa akan diulas kembali secara singkat.

Pendaftaran/Persyaratan

  • Ada ikatan dinas atau harus kembali ke tanah air? Tidak ada ikatan apapun. Beberapa alumni bekerja di luar negeri atau melanjutkan pendidikannya.
  • Jika pernah mendaftar sebelumnya dan gagal, bolehkah mendaftar lagi? Boleh, tidak ada batasan untuk mendaftar lagi di tahun-tahun berikutnya. Ingat, setiap tahun hanya boleh mendaftar maksimal 3 program.
  • Jika sudah memiliki gelar Master (S2), bolehkah mendaftar program Master Erasmus Mundus? Boleh, bahkan ada teman sekelas saya dari Ukraina yang sudah Phd di bidang Fisika(!) diterima di program Master bidang Computing.
  • Apakah ada batasan usia untuk mendaftar? Tidak ada (batas atas maupun bawah), pengalaman teman sekelas saya bervariasi mulai baru saja wisuda S1 (21 tahun) hingga berpengalaman kerja >7 tahun (usia 35an tahun).

Foto Bersama Alumni Erasmus Mundus

Ketika Sudah Diterima

  • Apakah beasiswa yang akan diterima mencukupi? Berapa nominalnya? Bergantung gaya hidup. Beasiswa tahun 2010 sebesar EUR 24000 setahun yang akan dipotong tuition fee (bervariasi antar program) dan sisanya akan diberikan ke awardee biasanya bulanan. Dalam situasi normal, sisanya akan cukup untuk living cost/biaya hidup (akomodasi, makan), biaya perjalanan (ingat harus berpindah negara min 1 kali), buku jika perlu, dan hiburan (jalan-jalan, oleh-oleh). Bahkan ada alumni yang mengeklaim bisa menabung untuk cicilan rumah!
  • Apakah boleh membawa keluarga (anak/istri)? Boleh, tapi tidak ada tunjangan tambahan untuk keluarga. Awardee yang akan membawa keluarga harus proaktif karena akan mengurus banyak hal sendiri. Ada beberapa alumni yang dengan sukses membawa keluarganya (anak dan/atau istri/suami).
  • Adakah kendala bahasa? Di hampir semua kasus, bahasa pengajaran program adalah bahasa Inggris. Tetapi, penting untuk mengetahui bahasa lokal untuk survive (belanja, tanya arah, keadaan darurat, dll) dan lebih merasakan budaya lokal.

Tips

  • Tips pendaftaran: Singkat saja (untuk post ini): baca detil syarat-syarat pendaftaran dan persiapkan segala sesuatunya sejak dini. Sekarang (untuk periode Erasmus Mundus berikutnya) waktu yang baik untuk mempersiapkan mengikuti English Test.
  • Tips hidup di Eropa: Hidup di eropa sangat bervariasi dari negara satu ke yang lain. Silakan gunakan Forum untuk bertanya spesifik tentang suatu negara. Daftar untuk bisa membuat thread forum sendiri. Gratis! 🙂
EU Exhibition Jakarta 2010

Thanks for Angie, Irfan, Erit, Efrian, Netta and Iqbal as the sources of this little Q&A! Also the first two photos are taken from Angie’s Facebook account, used with permission.

Photo credits (the last one): [1]

More 5 To Do For New Erasmus Mundus Awardee

Menyambung artikel Top 5 To Do for New Erasmus Mundus Awardee yang lalu, ditambah dengan masukan dari yang lain (thanks Netta, Nara), berikut tambahan hal yang perlu dilakukan oleh Erasmus Mundus awardee baru.

6. Informasi tentang Negara/Kota Tujuan

Foto europe mini flags​Sebelum tiba di kota tujuan, ada baiknya untuk tahu seluk beluk tempat tersebut. Informasi transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas kampus, makanan murah, pasar barang bekas, dan sejenisnya akan sangat membantu. Dapatkan denah kampus dan peta dari tempat akomodasi, cetak jika perlu. Di website universitas pada umumnya bisa didapatkan informasi terkait dengan kehidupan sehari-hari. Menghubungi KBRI atau PPI negara tujuan juga bisa menjadi alternatif. Daftar KBRI dan PPI di negara-negara Eropa bisa dilihat pula di situs ini.

7. Kontak Calon Teman Sekelas

Foto emailBila diperbolehkan pihak universitas (tidak semua), daftar email calon teman sekelas bisa didapatkan. Bila tidak, minta pihak universitas memfasilitasi komunikasi dengan membuatkan mailing list atau forum online. Paling tidak sudah bisa saling berkenalan dulu secara online. Penyebaran informasi (misal sesi chat tanya jawab dengan kakak angkatan) juga bisa dipermudah dengan adanya suatu forum online.

8. Sortir Ulang Barang Bawaan

Foto koperIngat bahwa barang yang akan dibawa ke Eropa hanya yang esensial saja. Sesuaikan banyak barang bawaan dengan mobilitas program agar tidak repot pada saat berpindah negara. Jika kira-kira ada yang bisa dibeli di tempat tujuan, lebih baik tidak usah dibawa. Timbang semua tas/koper yang akan dibawa, pastikan tercakup dalam limit bagas dan lebih penting lagi bisa kamu bawa dengan nyaman. Siapkan dokumen-dokumen penting di hand/cabin luggage agar mudah diambil, terutama jika sampai loket imigrasi.

9. Persiapkan Rencana Kegiatan

Foto to do listMinggu-minggu pertama adalah waktu yang krusial. Ketahui dengan jelas dan jangan lewatkan semua kegiatan penting yang akan diikuti seperti orientasi, briefing awal, pengenalan lab/perpustakaan/pengajar, dan sejenisnya. Di beberapa negara, di awal perkuliahan, Fresher’s Fair diadakan oleh Students’ Union untuk menyambut mahasiswa baru. Di situ kita bisa melihat-lihat dan bergabung dengan unit-unit kegiatan yang ada di kampus. Jika sudah mendapat jadwal (global) seluruh program, merencanakan negara lain atau tempat-tempat wisata juga bisa dilakukan. Hitung-hitung menambah motivasi.

10. Habiskan Waktu Bersama Teman dan Keluarga

Foto friends and families

Foto nasi ayam sambal rempeyekBuat janji dengan teman-teman kamu untuk makan bersama, menonton film atau sekedar nongkrong. Luangkan waktu dengan keluarga. Habiskan waktu dengan orang-orang terpenting yang akan jauh nanti ketika belajar di Eropa. Paskan pula makan makanan Indonesia favoritmu. Kecuali kamu bisa masak dengan bumbu terbatas, makanan-makanan itu akan sangat sulit ditemui nanti 🙂

Finally, be prepared for the time of your life! Enjoy and savour every minute of it 🙂

Photo credits: [1][2][3][4][5][6]