Erasmus Mundus Success Stories from Indonesia: Rahadian Bayu Permadi

This is the third episode of the video series featuring Indonesian Erasmus Mundus alumni telling their success stories. This video is in Indonesian but will be subtitled in English.


Scenes from Episode 2: Bayu

This episode features Rahadian Bayu Permadi, alumnus of European Master on Software Engineering (EMSE). He studied in two universities in Europe (Italy and Sweden). After graduating in 2009, he started his career in Europe as a Software Engineer based in Sophia Antipolis, France.

Other videos, including the previous episodes of the series, are also available by clicking here.

If you like it, please share by clicking the share button below. Thank you!

Widiastuti Setyaningsih: Promosi Indonesia di Polandia

Ketika belajar di luar negeri, seringkali kita harus menjawab pertanyaan tentang negara kita. Bisa dipahami, orang pada dasarnya ingin tahu sesuatu yang asing atau baru. Dalam situasi ini, status kita bukan hanya sebagai pelajar tetapi juga sebagai wakil atau duta dari Indonesia. Berikut wawancara singkat dengan Widiastuti Setyaningsih, awardee Erasmus Mundus European Master in Quality in Analytical Laboratory, tahun masuk 2010. Widi ikut aktif dalam mempromosikan budaya Indonesia di Eropa dengan berpartisipasi dalam kegiatan museum di Gdansk, Polandia, pada bulan Mei 2010 yang lalu.

Widiastuti Setyaningsih

Halo, tolong perkenalkan diri dulu buat para pembaca.
Nama saya Widiastuti Setyaningsih, biasa dipanggil Widi. Saya belajar di program Erasmus Mundus European Master in Quality in Analitycal Laboratory (EMQAL) dan mulai kuliah bulan Februari 2010.

Di program EMQAL tersebut belajar apa?
Kami belajar tentang quality system management di laboratorium analitik. Analisisnya mencakup water analysis, food analysis, dan clinical analysis dengan tiga bidang perkuliahan wajib: (1) Quality Management; (2) Analytical Method; (3) Data Analysis.

Perkenalan Indonesia

Kegiatan promosi Indonesia yang kamu lakukan Mei yang lalu dalam rangka apa? Apa saja kegiatannya?
Dalam rangka malam museum Eropa 2010 (Noc Muzeow) pada tanggal 15 Mei 2010, banyak museum dan institusi budaya dibuka hampir gratis hingga larut malam. Saya berpartisipasi dalam workshop yang diadakan di Museum Nasional Etnologi Spichlerz Opacki di Gdansk-Oliwa, Polandia, dengan tema “Anak-anak dari Kepulauan Bunga”. Peserta workshop ini adalah anak-anak yang didampingi oleh orang tua. Mereka diperkenalkan dengan bahasa, alat musik, dan tarian Indonesia untuk kemudian mempraktekkannya bersama-sama.

Siapa penggagasnya? Siapa saja yang terlibat?
Ide workshop ini digagas oleh Ibu Jadwiga Mozdzer, pemilik Studio Moz Art di Gdansk yang kemudian dibantu oleh saya dan Bapak Lambertus Lako Soli. Bapak Lambertus adalah aktivis sosial dan seni yang tinggal di Polandia, sedang Ibu Jadwiga pernah mendapat beasiswa S3 untuk belajar di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Saya bertemu Bapak Lambertus dan Ibu Jadwiga melalui KBRI di Warsawa.

Tari Dolenan dari Jawa Tengah

Tari apa yg ditunjukkan di sini?
Tari yang ditampilkan adalah Tari Dolenan yang merupakan tari kreasi baru Jawa Tengah. Tari tersebut menggambarkan seorang anak yang beranjak dewasa yang sedang bermain dan belajar bersolek.

Kamu dulu sudah pernah belajar tari dan angklung? Di mana?
Saya belajar tari sejak sekolah dasar tingkat pertama di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, sedangkan musik angklung saya pelajari secara instan pada saat memegang instrumennya di studio pada saat workshop 😀

Belajar bermain angklung

Peralatan yang dipakai di kegiatan ini didapat dari mana?
Sebagian alat musik seperti angklung dipinjam dari KBRI di Warsawa sedangkan kostum dan perlengkapan workshop yang lain (sampur, alat musik tabuh, sound system, dll) merupakan milik Studio Moz Art.

Bagaimana animo/tanggapan peserta workshop ini?
Workshop budaya Indonesia tersebut mendapat tanggapan sangat baik dari peserta dengan antusiasnya mereka berpartisipasi dalam semua kegiatan workshop yang dijalankan.

Menari bersama

Apa yg mereka tahu tentang Indonesia sebelumnya?
Belum banyak yang peserta ketahui tentang Indonesia kecuali mempunyai warna bendera yang sama dengan negara mereka.

Apakah ada kendala dalam kegiatan ini?
Tidak ada kendala yang berarti dalam kegiatan ini karena baik Ibu Jadwiga dan Bapak Lambertus fasih berbahasa Indonesia dan Polandia. Sebagian besar peralatan/perlengkapan workshop juga disediakan oleh Studio Moz Art. Selain itu, bantuan dari berbagai pihak turut mendukung workshop ini antara lain peminjaman alat musik dari KBRI dan publikasi oleh Museum.

Ada saran untuk pelajar Indonesia untuk promosi kebudayaan Indonesia?
Bergabung dengan studio kultural setempat untuk belajar seni (tari dan musik) untuk mendapatkan ide promosi budaya kita. Bahkan tidak tertutup kemungkinan juga mendapat kesempatan mempelajari budaya mereka untuk memperkaya ilmu seni budaya kita.

Widi dan Ibu Jadwiga MozdzerWidi dan Bapak Lambertus Lako Soli

Terima kasih, Widi!

Catatan tambahan:

  • Informasi tentang EMQAL bisa dilihat di http://cursos.ualg.pt/emqal/
  • Menilik situsnya di www.jmozdzer.com, Ibu Jadwiga sudah sering mengadakan workshop budaya Indonesia.
  • Bendera Polandia itu seperti bendera Indonesia yang terbalik.

Statistik Jumlah Penerima Beasiswa Erasmus Mundus dari Indonesia

Grafik jumlah penerima beasiswa Erasmus Mundus dari Indonesia (2004-2010)

Sejak tahun 2004, sudah 264 orang dari Indonesia yang mendapat beasiswa Erasmus Mundus. Datanya, yang bersumber dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bisa dilihat pada grafik di atas (klik gambar untuk melihat versi lebih besar). Update: baca juga Erasmus Mundus Statistics, Information on the numbers of students and scholars selected for scholarships under Erasmus Mundus Masters Courses, arranged per country.

Data jumlah awardee dibagi menjadi students dan scholars. Scholars adalah peneliti (biasanya dosen) yang diberi grant untuk melakukan penelitian dan juga mengajar di beberapa universitas di Eropa. Biasanya periode grant-nya hanya beberapa bulan. Data scholars tahun 2010 belum ada karena periode pendaftaran yang panjang. Students adalah mahasiswa yang diberi beasiswa untuk belajar di sedikitnya 2 universitas di 2 negara di Eropa. Untuk tahun 2010, 2 di antara 44 orang (hingga kini) students akan menempuh program joint doctorate (S3). Sebelumnya, yang diberi beasiswa hanya students untuk master course (S2). Data 2010 masih bisa berubah karena yang di daftar cadangan (reserve list) masih bisa mendapat beasiswa (masuk ke main list) karena misalnya ada yang mengundurkan diri. Sebagai contoh, di bulan Desember 2007 ada anggota reserve list dari Indonesia yang akhirnya masuk main list untuk kemudian berangkat ke Eropa untuk menyusul perkuliahan yang sudah dimulai.

Apa yang bisa dilihat dari statistik ini?

Jumlah awardee dari Indonesia memang menurun drastis di tahun ini. Untuk tahun ajaran 2010, dimunculkan kategori baru oleh Komisi Eropa tentang student yang dapat menerima beasiswa. Kalau dulu hanya yang dari negara-negara ketiga, kini dari negara manapun bisa mendaftar beasiswa Erasmus Mundus. Erasmus Mundus Scholarship Category A adalah jatah untuk third countries sedang Category B untuk pendaftar dari negara lainnya (termasuk yang sudah tinggal di selain third countries). Ditambah dengan sekarang ada batasan untuk tiap program hanya menerima maksimal 2 orang dari tiap negara. Dulu, pernah ada 3 orang dari Indonesia yang diterima di program dan dalam waktu yang sama. Intinya, penyebab turunnya jumlah awardee dari Indonesia adalah persaingan yang semakin ketat. Apalagi sekarang beasiswa Erasmus Mundus makin dikenal masyarakat “pemburu beasiswa”.

Data grafik di atas disajikan kembali pada tabel berikut.

Academic Year Students Scholars Subtotal
2004-2005 9 0 9
2005-2006 14 1 15
2006-2007 21 2 23
2007-2008 39 4 43
2008-2009 66 2 68
2009-2010 55 7 62
2010-2011 44 0 44
Total 248 16 264

Apa yang bisa dilakukan dengan adanya data ini?

Jadikan dirimu menonjol di tengah banyaknya pendaftar. Tips singkat:

  • Teliti dalam melengkapi syarat-syarat pendaftaran. Lewat sedikit saja, peluangmu akan jatuh, bahkan bisa lenyap.
  • Buat CV dan statement of purpose (motivation letter) yang menjual. Jangan hanya curhat cita-cita dan hobby tapi sesuaikan dengan tujuan program yang kamu daftar. Jawab pertanyaan ini: Mengapa kamu layak dapat beasiswa ini? Mengapa harus kamu, bukan orang lain?
  • Pastikan dapat surat rekomendasi dari orang yang “tepat”. Jangan hanya meminta rektor atau dekan yang hanya tahu nama/nomor indukmu, tapi pertimbangkan juga dosen pembimbing skripsi atau dosen wali yang benar-benar tahu sepak terjangmu ketika masih kuliah.
  • Jangan menawar-nawar persyaratan English test. Segera persiapkan untuk tes versi internasional bukan institusional. Kalau ada ratusan pendaftar dengan hasil tes internasional, kenapa pemberi beasiswa harus memilih yang “hanya” punya hasil tes institusional?
  • Persiapkan dari sekarang, beberapa program sudah membuka pendaftaran untuk 2011.

Baca juga:

Erasmus Mundus Success Stories from Indonesia: Nayarini Estiningsih

This is the second episode of a series. In the videos, alumni (and perhaps in the future, also awardees) tell their experience during their Erasmus Mundus course. The videos are in Indonesian but subtitled in English.


Scenes from Episode 2: Nayarini

This second episode features Nayarini Estiningsih, alumna of MSc in Environmental Sciences, Policy and Management (MESPOM). She studied in 3 universities in Europe (Hungary, Greece, the UK). After graduated in 2007, she started her career in the UK. She now works for a company in Cambridge, which designs and develops medical devices.

You can also watch the first episode, or other videos as well.

Erasmus Mundus Success Stories from Indonesia: Danang Ari Raditya

This is a start of a series of videos showcasing Erasmus Mundus success stories from Indonesia. In the videos, alumni (and perhaps in the future, also awardees) tell their experience during their Erasmus Mundus course. The videos are inspired by Lingkar Ide PPI Australia. The videos are in Indonesian but subtitled in English.


Scenes from Episode 1: Danang

This first episode features Danang Ari Raditya, alumnus of MSc in European Forestry (MScEF). He studied in 6 universities in Europe (Sweden, Germany, Finland, Spain, the Netherlands, Austria). After graduated in 2009, he returned to Indonesia that same year. He now works for IKEA as a forestry co-ordinator of Southeast Asian region.

You can also watch other videos.

Success Stories Erasmus Mundus Indonesia

Membaca EMAnate (majalah Erasmus Mundus Students and Alumni Association) edisi terbaru, ada satu halaman cerita sukses beberapa awardee dan alumni Erasmus Mundus dari Indonesia. Berikut kutipannya.

Morita Sari Subroto

Foto Rita Subroto
Buku Rita Subroto Tu Nunca Camina Solo

Awardee European Master in Sustainable Regional Health Systems.

Dengan nama pena Morsy Moza, Rita menulis buku “Tu Nunca Camina Solo (Kamu Tak Pernah Berjalan Sendiri, Catatan Perjalanan Meraih Mimpi)”. Buku ini menceritakan perjalanan Rita yang kariernya dimulai sebagai dokter gigi. Dia kemudian diterima di program Erasmus Mundus dan di semester pertama berkuliah di Bilbao Spanyol. Keberagaman budaya teman-temannya dan suka duka belajar di negeri orang mewarnai perjalanan meraih mimpinya ini. Buku terbitan Amara Books ini dapat dibeli di jaringan toko buku Togamas. Kamu juga bisa mengunjungi page buku ini di Facebook. Kunjungi juga blog Rita di mozaik-morsy.blogspot.com. Salah satu entri terakhirnya mengabarkan bahwa artikel perjalanannya ke Verona akan dimuat di salah satu majalah terkemuka di Italia, Grazia. Congratulazioni!

 

Dina Mardiana

Foto Dina Mardiana
Buku Dina Mardiana Kuliah Gratis ke Luar Negeri, Mau?

Awardee Erasmus Mundus Master Course in European Literary Cultures.

Salah satu karya Dina yang terbaru adalah buku best seller “Kuliah Gratis ke Luar Negeri, Mau?”. Di buku tersebut, penulis/penerjemah yang sudah menelurkan beberapa buku laris ini, menceritakan tips-tips dan panduan untuk mendaftar beasiswa ke luar negeri. Mulai dari membuat CV, menulis esai atau surat motivasi, hingga proposal penelitian, semua diulas di buku ini. Di buku ini juga ada informasi lain yang berguna seperti pengurusan visa, menghindari beasiswa palsu dan cara mengatasi culture shock. Buku-buku karangan Dina, yang juga pernah mendapat beasiswa ke Turki, bisa kamu dapatkan di toko buku terdekat atau di toko buku online seperti kutukutubuku. Kunjungi juga blog Dina di parlezfrancais.net. Allez!

 

Irfan Mujahid

Foto Irfan Mujahid
Buku Irfan Mujahid Convergence As a Reduction of Inequality Across Indonesian Provinces

Alumnus M.A. Economics of International Trade and European Integration.

Setelah lulus, Irfan yang sekarang bekerja di Kementrian Luar Negeri ini, didekati penerbit asing untuk menerbitkan thesisnya menjadi buku. Thesisnya berbicara tentang konvergensi sebagai penurunan ketidaksetaraan di provinsi-provinsi Indonesia. Judul lengkapnya dalam bahasa Inggris: Convergence As a Reduction of Inequality Across Indonesian Provinces: An Investigation Of Convergence Process in a Developing Country. Sekarang, bukunya dapat dibeli di toko buku online terkemuka seperti di Amazon.com. Irfan kini juga aktif mempromosikan beasiswa Erasmus Mundus seperti di MTV Insomnia dan acara talkshow alumni EM di Jakarta pertengahan bulan Mei lalu.

 

Yansen Darmaputra

Foto Yansen Darmaputra
Blog emundus.wordpress.com

Alumnus European Master’s Program in Computational Logic.

Salah satu alumni yang getol mempromosikan beasiswa Erasmus Mundus ini meluncurkan blog emundus.wordpress.com agar lebih mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari prospective students. Sejak 2007, blognya menjadi salah satu pusat informasi beasiswa Erasmus Mundus bagi prospective students dari Indonesia.

 

Jika kamu pikir post ini berguna, silakan share via Facebook, Twitter, email atau layanan social network lain, dengan menggunakan tombol di bawah ini. Sharing is caring!

Peneliti ICW Alumna Erasmus Mundus

Foto Anggita Tampubolon

Indonesia Corruption Watch (ICW) memberikan keterangan pada konferensi pers tentang dugaan kebocoran anggaran di sektor kehutanan di kantor ICW 30 April 2010 yang lalu. Salah seorang peneliti ICW, Anggita Tampubolon, menjelaskan data yang mengindikasikan adanya korupsi dalam pengelolaan hutan di provinsi Riau. Anggita adalah salah satu alumna program Erasmus Mundus, Models and Methods of Quantitative Economics (QEM).

Dalam konferensi pers tersebut, Anggita menunjukkan dengan data yang dihimpun dari berbagai sumber, bahwa potensi kerugian negara sebesar Rp. 1,855 triliun dalam periode 2002-2006. Berita lebih lengkap dapat dilihat di situs detikNews, detikFoto, dan ANTARA Foto. File presentasi konferensi pers tersebut juga dapat di-download dari situs resmi ICW.

Photo credit: [1]