Sejak tahun 2004, sudah 264 orang dari Indonesia yang mendapat beasiswa Erasmus Mundus. Datanya, yang bersumber dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bisa dilihat pada grafik di atas (klik gambar untuk melihat versi lebih besar). Update: baca juga Erasmus Mundus Statistics, Information on the numbers of students and scholars selected for scholarships under Erasmus Mundus Masters Courses, arranged per country.
Data jumlah awardee dibagi menjadi students dan scholars. Scholars adalah peneliti (biasanya dosen) yang diberi grant untuk melakukan penelitian dan juga mengajar di beberapa universitas di Eropa. Biasanya periode grant-nya hanya beberapa bulan. Data scholars tahun 2010 belum ada karena periode pendaftaran yang panjang. Students adalah mahasiswa yang diberi beasiswa untuk belajar di sedikitnya 2 universitas di 2 negara di Eropa. Untuk tahun 2010, 2 di antara 44 orang (hingga kini) students akan menempuh program joint doctorate (S3). Sebelumnya, yang diberi beasiswa hanya students untuk master course (S2). Data 2010 masih bisa berubah karena yang di daftar cadangan (reserve list) masih bisa mendapat beasiswa (masuk ke main list) karena misalnya ada yang mengundurkan diri. Sebagai contoh, di bulan Desember 2007 ada anggota reserve list dari Indonesia yang akhirnya masuk main list untuk kemudian berangkat ke Eropa untuk menyusul perkuliahan yang sudah dimulai.
Apa yang bisa dilihat dari statistik ini?
Jumlah awardee dari Indonesia memang menurun drastis di tahun ini. Untuk tahun ajaran 2010, dimunculkan kategori baru oleh Komisi Eropa tentang student yang dapat menerima beasiswa. Kalau dulu hanya yang dari negara-negara ketiga, kini dari negara manapun bisa mendaftar beasiswa Erasmus Mundus. Erasmus Mundus Scholarship Category A adalah jatah untuk third countries sedang Category B untuk pendaftar dari negara lainnya (termasuk yang sudah tinggal di selain third countries). Ditambah dengan sekarang ada batasan untuk tiap program hanya menerima maksimal 2 orang dari tiap negara. Dulu, pernah ada 3 orang dari Indonesia yang diterima di program dan dalam waktu yang sama. Intinya, penyebab turunnya jumlah awardee dari Indonesia adalah persaingan yang semakin ketat. Apalagi sekarang beasiswa Erasmus Mundus makin dikenal masyarakat “pemburu beasiswa”.
Data grafik di atas disajikan kembali pada tabel berikut.
Academic Year | Students | Scholars | Subtotal |
---|---|---|---|
2004-2005 | 9 | 0 | 9 |
2005-2006 | 14 | 1 | 15 |
2006-2007 | 21 | 2 | 23 |
2007-2008 | 39 | 4 | 43 |
2008-2009 | 66 | 2 | 68 |
2009-2010 | 55 | 7 | 62 |
2010-2011 | 44 | 0 | 44 |
Total | 248 | 16 | 264 |
Apa yang bisa dilakukan dengan adanya data ini?
Jadikan dirimu menonjol di tengah banyaknya pendaftar. Tips singkat:
- Teliti dalam melengkapi syarat-syarat pendaftaran. Lewat sedikit saja, peluangmu akan jatuh, bahkan bisa lenyap.
- Buat CV dan statement of purpose (motivation letter) yang menjual. Jangan hanya curhat cita-cita dan hobby tapi sesuaikan dengan tujuan program yang kamu daftar. Jawab pertanyaan ini: Mengapa kamu layak dapat beasiswa ini? Mengapa harus kamu, bukan orang lain?
- Pastikan dapat surat rekomendasi dari orang yang “tepat”. Jangan hanya meminta rektor atau dekan yang hanya tahu nama/nomor indukmu, tapi pertimbangkan juga dosen pembimbing skripsi atau dosen wali yang benar-benar tahu sepak terjangmu ketika masih kuliah.
- Jangan menawar-nawar persyaratan English test. Segera persiapkan untuk tes versi internasional bukan institusional. Kalau ada ratusan pendaftar dengan hasil tes internasional, kenapa pemberi beasiswa harus memilih yang “hanya” punya hasil tes institusional?
- Persiapkan dari sekarang, beberapa program sudah membuka pendaftaran untuk 2011.
Baca juga: