Salah satu pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh calon aplikan adalah “Mengapa harus Erasmus Mundus? Mengapa harus di luar negeri? Mengapa harus di Eropa? Bukankah banyak beasiswa master lainnya yang bahkan kualitas universitasnya jauh lebih baik?”
Jawaban pertama, tidak ada keharusan. Erasmus Mundus hanyalah satu dari sekian program beasiswa yang ada.
Tapi jika pertanyaannya lebih kepada preferensi, maka beberapa (pilihan) jawaban yang saya berikan adalah sebagai berikut:
Mengapa di luar negeri?
Cukup mudah. Pengalaman hidup, kebudayaan, melatih kemampuan bahasa (terutama Inggris dan bahasa lokal), kesempatan jalan-jalan ke banyak negara yang lebih terbuka, dan masih banyak lagi.
Mengapa Eropa dan bukan benua lainnya?
Salah satu alasan mudahnya, kemudahan akses dari satu negara ke negara lainnya (schengen area). Selain itu, dan ini menurut pengalaman pribadi, kuliah di Eropa “terkesan” lebih santai dibanding di benua Amerika atau Asia, sehingga kesempatan untuk mengenal lingkungan sekitar lebih besar 🙂
Mengapa Erasmus Mundus?
- Budaya yang lebih bervariasi. Berkuliah di (setidaknya) 2 negara Eropa memastikan kita mengenal 2 kebudayaan negara yang berbeda. Sebagai contoh, cukup besar kemungkinan kita akan belajar dua bahasa asing (selain bahasa Inggris), atau bagaimana kita mengenali bahwa karakter dari orang Eropa selatan yang lebih ramah tapi kurang dalam bahasa Inggris, atau bagaimana bangganya penduduk beberapa negara Eropa daratan terhadap bahasa sendiri, sehingga meski mereka bisa berbahasa asing, tapi mereka enggan menggunakannya. Perbandingan ini tidak akan kita dapatkan jika hanya berkuliah di satu negara.
- Program internasional. Selain budaya negara lokal, sedikit banyak kita akan belajar budaya dari rekan-rekan Erasmus Mundus lainnya, meski hal ini bisa juga didapatkan dengan mengikuti program internasional di satu universitas saja.
- Koneksi yang lebih luas. Dengan konsorsium yang terdiri dari 3 negara atau lebih, kita akan lebih punya banyak koneksi dengan orang-orang akademis, setidaknya profesor-profesor di negara-negara tersebut. Tentu ini harus diimbangi usaha kita untuk aktif berkomunikasi dengan profesor-profesor tersebut. Tidak ada salahnya kan? 🙂
- Jaringan Erasmus Mundus Indonesia yang cukup kuat. Setidaknya ada milis EM Indonesia, siapa tahu jika suatu saat (saat akademis ataupun bukan) kita perlu berkunjung ke negara Eropa lainnya (atau dalam kasus lebih luas, ada alumni EM di Indonesia wilayah lain atau bahkan di negara non-Eropa), kita bisa dapat guide gratis, atau mungkin tempat menginap gratis. Tentunya juga, kalo mau “fasilitas” ini, harus siap-siap jadi guide dan menyediakan tempat menginap gratis juga ^_^
- Beasiswa yang cukup besar. Mungkin bukan yang terbesar di dunia, tapi dengan skema 16000 euro bersih, harusnya tinggal dimanapun di Eropa, kebutuhan hidup tercukupi.
- Jaringan mahasiswa Erasmus Mundus dunia yang cukup kuat. Bayangkan sekitar 120 program kuliah, jika masing-masing menerima 15 mahasiswa, maka setiap tahun ada 1800 mahasiswa Erasmus Mundus.
Bukankah banyak kampus Erasmus Mundus yang tidak top?
Untuk yang ini, harus diakui ada benarnya. Tapi top tidaknya kampus yang tertera di situs-situs umumnya bersifat general. Universitas-universitas konsorsium Erasmus Mundus umumnya memiliki strength tertentu di bidangnya, sehingga meski secara umum tidak top, cukup besar kemungkinan bahwa kampus tersebut cukup “kuat” di bidang Erasmus Mundus yang ia geluti.
Sebagai tambahan, hal tersebut memang salah satu alasan Erasmus Mundus diadakan. Untuk “mendorong” dikenalnya universitas-universitas “kurang ngetop” di mata dunia.