Widiastuti Setyaningsih: Promosi Indonesia di Polandia

Ketika belajar di luar negeri, seringkali kita harus menjawab pertanyaan tentang negara kita. Bisa dipahami, orang pada dasarnya ingin tahu sesuatu yang asing atau baru. Dalam situasi ini, status kita bukan hanya sebagai pelajar tetapi juga sebagai wakil atau duta dari Indonesia. Berikut wawancara singkat dengan Widiastuti Setyaningsih, awardee Erasmus Mundus European Master in Quality in Analytical Laboratory, tahun masuk 2010. Widi ikut aktif dalam mempromosikan budaya Indonesia di Eropa dengan berpartisipasi dalam kegiatan museum di Gdansk, Polandia, pada bulan Mei 2010 yang lalu.

Widiastuti Setyaningsih

Halo, tolong perkenalkan diri dulu buat para pembaca.
Nama saya Widiastuti Setyaningsih, biasa dipanggil Widi. Saya belajar di program Erasmus Mundus European Master in Quality in Analitycal Laboratory (EMQAL) dan mulai kuliah bulan Februari 2010.

Di program EMQAL tersebut belajar apa?
Kami belajar tentang quality system management di laboratorium analitik. Analisisnya mencakup water analysis, food analysis, dan clinical analysis dengan tiga bidang perkuliahan wajib: (1) Quality Management; (2) Analytical Method; (3) Data Analysis.

Perkenalan Indonesia

Kegiatan promosi Indonesia yang kamu lakukan Mei yang lalu dalam rangka apa? Apa saja kegiatannya?
Dalam rangka malam museum Eropa 2010 (Noc Muzeow) pada tanggal 15 Mei 2010, banyak museum dan institusi budaya dibuka hampir gratis hingga larut malam. Saya berpartisipasi dalam workshop yang diadakan di Museum Nasional Etnologi Spichlerz Opacki di Gdansk-Oliwa, Polandia, dengan tema “Anak-anak dari Kepulauan Bunga”. Peserta workshop ini adalah anak-anak yang didampingi oleh orang tua. Mereka diperkenalkan dengan bahasa, alat musik, dan tarian Indonesia untuk kemudian mempraktekkannya bersama-sama.

Siapa penggagasnya? Siapa saja yang terlibat?
Ide workshop ini digagas oleh Ibu Jadwiga Mozdzer, pemilik Studio Moz Art di Gdansk yang kemudian dibantu oleh saya dan Bapak Lambertus Lako Soli. Bapak Lambertus adalah aktivis sosial dan seni yang tinggal di Polandia, sedang Ibu Jadwiga pernah mendapat beasiswa S3 untuk belajar di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Saya bertemu Bapak Lambertus dan Ibu Jadwiga melalui KBRI di Warsawa.

Tari Dolenan dari Jawa Tengah

Tari apa yg ditunjukkan di sini?
Tari yang ditampilkan adalah Tari Dolenan yang merupakan tari kreasi baru Jawa Tengah. Tari tersebut menggambarkan seorang anak yang beranjak dewasa yang sedang bermain dan belajar bersolek.

Kamu dulu sudah pernah belajar tari dan angklung? Di mana?
Saya belajar tari sejak sekolah dasar tingkat pertama di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, sedangkan musik angklung saya pelajari secara instan pada saat memegang instrumennya di studio pada saat workshop 😀

Belajar bermain angklung

Peralatan yang dipakai di kegiatan ini didapat dari mana?
Sebagian alat musik seperti angklung dipinjam dari KBRI di Warsawa sedangkan kostum dan perlengkapan workshop yang lain (sampur, alat musik tabuh, sound system, dll) merupakan milik Studio Moz Art.

Bagaimana animo/tanggapan peserta workshop ini?
Workshop budaya Indonesia tersebut mendapat tanggapan sangat baik dari peserta dengan antusiasnya mereka berpartisipasi dalam semua kegiatan workshop yang dijalankan.

Menari bersama

Apa yg mereka tahu tentang Indonesia sebelumnya?
Belum banyak yang peserta ketahui tentang Indonesia kecuali mempunyai warna bendera yang sama dengan negara mereka.

Apakah ada kendala dalam kegiatan ini?
Tidak ada kendala yang berarti dalam kegiatan ini karena baik Ibu Jadwiga dan Bapak Lambertus fasih berbahasa Indonesia dan Polandia. Sebagian besar peralatan/perlengkapan workshop juga disediakan oleh Studio Moz Art. Selain itu, bantuan dari berbagai pihak turut mendukung workshop ini antara lain peminjaman alat musik dari KBRI dan publikasi oleh Museum.

Ada saran untuk pelajar Indonesia untuk promosi kebudayaan Indonesia?
Bergabung dengan studio kultural setempat untuk belajar seni (tari dan musik) untuk mendapatkan ide promosi budaya kita. Bahkan tidak tertutup kemungkinan juga mendapat kesempatan mempelajari budaya mereka untuk memperkaya ilmu seni budaya kita.

Widi dan Ibu Jadwiga MozdzerWidi dan Bapak Lambertus Lako Soli

Terima kasih, Widi!

Catatan tambahan:

  • Informasi tentang EMQAL bisa dilihat di http://cursos.ualg.pt/emqal/
  • Menilik situsnya di www.jmozdzer.com, Ibu Jadwiga sudah sering mengadakan workshop budaya Indonesia.
  • Bendera Polandia itu seperti bendera Indonesia yang terbalik.

Indonesian Erasmus Mundus Predeparture Briefing 2010

Erasmus Mundus Awardees Indonesia 2010

Beberapa waktu lalu, diadakan Erasmus Mundus Predeparture Briefing untuk awardees dari Indonesia di Jakarta. Sebanyak 44 orang dari Indonesia akan berangkat ke Eropa untuk memulai pendidikan di sedikitnya 2 negara di Eropa. Sejak diluncurkan tahun 2004 sudah lebih dari 260 orang Indonesia mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus untuk mengenyam pendidikan di Eropa. Baru di tahun 2010 ini, di antara yang akan berangkat ada 2 orang yang diterima di program S3 (Erasmus Mundus Joint Doctorate).

Erasmus Mundus Alumni Indonesia

Bersamaan dengan acara ini, alumni dan awardee tahun sebelumnya juga mengadakan gathering. Alumni/awardees gathering ini diadakan dengan tujuan memberikan konsultasi bagi yang masuk ke dalam reserve list Erasmus Mundus. Dalam acara yang bertajuk Coaching Consultation ini, alumni dan awardees berbagi tips agar para peserta bisa masuk di main list di pendaftaran tahun ini. Di acara ini, video success story alumni Erasmus Mundus dari Indonesia juga diputar untuk lebih menginspirasi peserta dalam perjuangannya mengejar beasiswa. Informasi lebih lanjut tentang coaching consultation bisa dibaca di situs emundus.wordpress.com.

Selamat untuk awardee Erasmus Mundus 2010! Dan untuk reserve list 2010 dan yang akan memulai perburuan Erasmus Mundus 2011, semoga sukses!

Baca juga:

6 Tips Hemat (dan Fun) Hidup dan Belajar di Eropa

Membaca masukan teman-teman alumni dan awardee Erasmus Mundus dari Indonesia tentang biaya hidup kuliah di Eropa, jadi terbersit ide untuk membuat semacam summary-nya. Meski mendapat beasiswa Erasmus Mundus yang jumlahnya termasuk yang tertinggi, bukan berarti tidak ada alasan untuk berhemat bukan?

1. Memasak Sendiri (juga untuk orang lain)

Foto Soto Ayam for Spanish Course Classmates

Ini jadi kemampuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa yang akan kuliah di luar negeri. Mampu memasak sendiri jelas akan membantu menghemat pengeluaran kita. Perbandingan biaya yang diperlukan untuk memasak sendiri dengan makan di luar (kantin, takeaways atau restoran) bisa mencapai 1:2 atau bahkan 1:4!

Keuntungan memasak sendiri lainnya adalah mampu memperkenalkan makanan Indonesia kepada teman-teman dari luar negeri. Saya cukup bangga bisa mengenalkan soto ayam (versi sederhana tentunya) kepada teman sekelas kursus bahasa Spanyol. Karena topiknya belajar menulis resep, tidak mungkin saya pakai bumbu instan. Akhirnya dengan coba-coba hingga tiga kali gagal, berhasil juga memasak soto ayam bikinan sendiri. Tips: jangan lupa kalau pakai resep dengan cabai, jumlahnya dikurangi karena tidak banyak orang non-Asia yang tahan pedas walaupun menurut kita hanya pedas sedikit.

2. Jangan Beli Buku Kuliah

Foto perpustakaan di Belgia

Kunjungi dan manfaatkan fasilitas perpustakaan. Umumnya semua buku yang dibutuhkan bisa didapatkan di situ. Lagipula textbook biasanya tebal dan berat, sehingga susah dibawa berpindah-pindah dalam rangka mobilitas Erasmus Mundus. Universitas juga memiliki akses ke berbagai jurnal online sehingga mahasiswa bisa membaca karya ilmiah terbaru sebagai pendukung belajar. Untuk beberapa kasus, bahkan alumni masih diberi akses. Jika memang benar-benar butuh beli textbook, cari informasi tentang buku bekas atau “warisan” dari kakak kelas yang tentunya lebih murah daripada yang baru.

3. Beli Sepeda atau Jalan Kaki

Foto kumpulan sepeda di Belanda

Untuk membeli sepeda, ada baiknya melihat forum atau website lokal yang biasa dipakai untuk jual sepeda bekas. Meski banyak juga yang bilang bahwa sepeda bekas yang dijual ada kemungkinan hasil curian, harganya yang lebih murah dari sepeda baru tetap menggiurkan. Jangan lupa untuk memeriksa semua kelengkapan (dan keutuhan) sepeda yang akan dibeli seperti pompa dan gembok. Pastikan sepeda terkunci dengan aman ketika ditinggalkan karena pencurian sepeda bukan hal aneh di Eropa.

Pada umumnya, di Eropa, jarak yang mampu kita tempuh dengan berjalan kaki (atau bersepeda) lebih jauh daripada di Indonesia. Trotoar yang lebar dan lajur khusus sepeda membuat kita lebih nyaman (dan aman) untuk berjalan kaki atau bersepeda menyusuri kota tempat kita belajar. Untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh, jalan kaki atau bersepeda adalah pilihan yang bijak. Sambil menghapal jalan dan kawasan sekitar tempat tinggal atau kampus, kita tidak perlu mengeluarkan biaya. Bonus: makin bugar!

4. Miliki Tiket Langganan (atau Kartu Diskon)

Foto tiket kereta di Inggris

Untuk bepergian jarak jauh, bisa dipertimbangkan untuk membeli tiket langganan untuk bis atau kereta. Karena namanya berlangganan, maka penghematan bisa jadi baru terasa kalau tiketnya dipakai beberapa kali. Untuk transportasi, periksa juga apakah ada kartu diskon untuk kategori usia muda (< 26 tahun) atau untuk pelajar. Untuk keperluan jalan-jalan, kartu ISIC (International Student ID Card) layak dimiliki kalau kota tempat kita belajar atau tempat-tempat yang akan kita kunjungi banyak yang menawarkan diskon bagi pemilik kartu ini. Beberapa museum lokal atau landmark terkenal juga menggratiskan (atau memotong sebagian) biaya masuk bagi pelajar universitas di Eropa.

5. Berbagi Apartemen (dengan orang lokal)

Foto bersama flatmates di Spanyo

Memang asrama kampus umumnya lebih praktis, terjamin dan dekat dengan kampus. Tetapi ada kalanya berbagi apartemen/flat (biasa disebut private accommodation) dengan orang lain jatuhnya lebih murah daripada tinggal di asrama. Perbedaan biaya ini bisa disebabkan karena akomodasi pribadi tidak menawarkan jasa tambahan seperti cleaner atau common room lengkap dengan TV layar datar dan bar (asrama saya di UK ada loh). Dengan tinggal di akomodasi pribadi, interaksi dengan orang di luar kampus juga bisa terjalin. Apalagi kalau tinggal bersama penduduk lokal, kemampuan berbahasa lokal bisa lebih terasah. Mengurus berbagai hal rumah tangga seperti giliran bersih-bersih, membawa sampah daur ulang ke tempat pengumpulan, dan mengurus pembayaran internet bisa membuat kita juga lebih paham bagaimana rasanya (dan repotnya, tapi tetap fun) tinggal mandiri di Eropa.

6. Berbahasa Lokal (selain bahasa Inggris)

Foto tanda se habla español

Ada yang bilang bahwa seseorang belum benar-benar bisa berbahasa lokal sebelum bisa menawar harga. Di pasar tradisional atau bazaar barang bekas misalnya, kemampuan berbahasa lokal bisa membantu kita mendapatkan harga yang lebih rendah. Atau setidaknya bisa bertanya misalnya tentang ukuran baju atau kondisi barang yang dijual. Berusaha berbahasa lokal, meski tidak sempurna, pada umumnya akan membuat lawan bicara lebih menghargai dan mau membantu. Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar bahasa lokal. Dengan bantuan phrase book, tambahlah perbendaharaan kata selain “terima kasih” atau “selamat pagi”.

Baca juga informasi biaya hidup di berbagai kota dan negara di Eropa, bersumber dari pengalaman alumni/awardees Erasmus Mundus. Ada tips hemat (dan fun) yang lain? Silakan beri komentar. Jika artikel ini berguna, sebarkan melalui Facebook, Twitter, email, atau social network lain dengan klik tombol Share/Save di bawah ini.

Photo credits: [1], [2], [3], [4].

More 5 To Do For New Erasmus Mundus Awardee

Menyambung artikel Top 5 To Do for New Erasmus Mundus Awardee yang lalu, ditambah dengan masukan dari yang lain (thanks Netta, Nara), berikut tambahan hal yang perlu dilakukan oleh Erasmus Mundus awardee baru.

6. Informasi tentang Negara/Kota Tujuan

Foto europe mini flags​Sebelum tiba di kota tujuan, ada baiknya untuk tahu seluk beluk tempat tersebut. Informasi transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas kampus, makanan murah, pasar barang bekas, dan sejenisnya akan sangat membantu. Dapatkan denah kampus dan peta dari tempat akomodasi, cetak jika perlu. Di website universitas pada umumnya bisa didapatkan informasi terkait dengan kehidupan sehari-hari. Menghubungi KBRI atau PPI negara tujuan juga bisa menjadi alternatif. Daftar KBRI dan PPI di negara-negara Eropa bisa dilihat pula di situs ini.

7. Kontak Calon Teman Sekelas

Foto emailBila diperbolehkan pihak universitas (tidak semua), daftar email calon teman sekelas bisa didapatkan. Bila tidak, minta pihak universitas memfasilitasi komunikasi dengan membuatkan mailing list atau forum online. Paling tidak sudah bisa saling berkenalan dulu secara online. Penyebaran informasi (misal sesi chat tanya jawab dengan kakak angkatan) juga bisa dipermudah dengan adanya suatu forum online.

8. Sortir Ulang Barang Bawaan

Foto koperIngat bahwa barang yang akan dibawa ke Eropa hanya yang esensial saja. Sesuaikan banyak barang bawaan dengan mobilitas program agar tidak repot pada saat berpindah negara. Jika kira-kira ada yang bisa dibeli di tempat tujuan, lebih baik tidak usah dibawa. Timbang semua tas/koper yang akan dibawa, pastikan tercakup dalam limit bagas dan lebih penting lagi bisa kamu bawa dengan nyaman. Siapkan dokumen-dokumen penting di hand/cabin luggage agar mudah diambil, terutama jika sampai loket imigrasi.

9. Persiapkan Rencana Kegiatan

Foto to do listMinggu-minggu pertama adalah waktu yang krusial. Ketahui dengan jelas dan jangan lewatkan semua kegiatan penting yang akan diikuti seperti orientasi, briefing awal, pengenalan lab/perpustakaan/pengajar, dan sejenisnya. Di beberapa negara, di awal perkuliahan, Fresher’s Fair diadakan oleh Students’ Union untuk menyambut mahasiswa baru. Di situ kita bisa melihat-lihat dan bergabung dengan unit-unit kegiatan yang ada di kampus. Jika sudah mendapat jadwal (global) seluruh program, merencanakan negara lain atau tempat-tempat wisata juga bisa dilakukan. Hitung-hitung menambah motivasi.

10. Habiskan Waktu Bersama Teman dan Keluarga

Foto friends and families

Foto nasi ayam sambal rempeyekBuat janji dengan teman-teman kamu untuk makan bersama, menonton film atau sekedar nongkrong. Luangkan waktu dengan keluarga. Habiskan waktu dengan orang-orang terpenting yang akan jauh nanti ketika belajar di Eropa. Paskan pula makan makanan Indonesia favoritmu. Kecuali kamu bisa masak dengan bumbu terbatas, makanan-makanan itu akan sangat sulit ditemui nanti 🙂

Finally, be prepared for the time of your life! Enjoy and savour every minute of it 🙂

Photo credits: [1][2][3][4][5][6]

Top 5 To Do for New Erasmus Mundus Awardee

Congrats! Selamat sudah diterima di program Erasmus Mundus pilihan kamu. Berikut daftar 5 hal yang perlu segera dilakukan para Erasmus Mundus awardee baru.

1. Visa

Pelajari prosedur dan persyaratan untuk membuat visa dari situs resmi kedutaan. Pada umumnya surat resmi dari universitas diperlukan, pastikan apakah universitas sudah mengirim surat itu. Cari tahu apakah pembuatan visa memerlukan biaya atau digratiskan untuk penerima beasiswa. Lama pembuatan visa bervariasi tergantung negara mulai dari 2 hari hingga lebih dari 1 bulan. Gunakan Visa Information Forum untuk berbagi informasi dengan awardee lain/alumni.

2. Tiket Pesawat ke Eropa

Cari tahu bandara terdekat dengan universitas dan cara mencapai kampus/akomodasi dari bandara tersebut. Dapatkan perkiraan dan perbandingan harga tiket melalui situs-situs seperti: momondo.com dan kayak.com. Untuk memudahkan, pilih gunakan satu maskapai saja (dari Indonesia hingga negara tujuan). Perkirakan tanggal keberangkatan 2 hari hingga 1 minggu sebelum perkuliahan dimulai. Maskapai penerbangan dari Timur Tengah seperti Emirates dan Qatar Airways pada umumnya menawarkan harga relatif murah dengan pelayanan cukup baik. Hubungi travel agen/tour operator terdekat dan tanya harga (tanggal keberangkatan akan diminta).

3. Akomodasi

Dapatkan kepastian akomodasi. Jika kampus mengirimkan form tentang akomodasi untuk diisi dan dikirim kembali, segera lakukan. Asrama kampus biasanya sangat diminati sehingga semakin cepat memberikan konfirmasi semakin baik. Bagi yang pertama kali datang ke suatu negara, lebih baik menuruti anjuran pihak kampus untuk tinggal di asrama atau menggunakan fasilitas agen yang disarankan. Bayar biaya deposit atau biaya agen jika diminta.

4. Barang Bawaan Esensial

Buat daftar perkiraan barang bawaan. Mulai dengan kategori seperti: pakain (santai/resmi/underwear), keperluan mandi, sepatu, pakaian hangat (jaket/persiapan musim dingin), elektronik (ponsel, kabel, laptop), dokumen. Pilih hanya barang yang esensial dan mendukung untuk hidup 1-3 hari awal. Pertimbangkan ulang jika akan membawa peralatan masak atau buku. You can buy them there!

5. Berbagi Informasi dengan Erasmus Mundus Awardee Lain/Alumni

Perkenalkan diri di milis indoem. Jika belum diundang, kirimkan email ke indoem-subscribe[di}yahoogroups.com menyebutkan nama program Erasmus Mundus-mu. Cari teman berangkat ke Eropa atau untuk mendaftar visa. Cari/bagi informasi dari/dengan alumni/awardee lain. Pre-departure briefing adalah event satu hari untuk bertemu dengan berbagai pihak seperti awardee lain, alumni, Bu Destriani dari Delegasi Uni Eropa, perwakilan negara-negara Uni Eropa. Persiapkan untuk bisa menghadiri event ini di Jakarta sekitar bulan Juli-Agustus (tanggal pasti akan diumumkan.

Ada hal lain yang harus dilakukan tetapi belum disebutkan? Shout out in the comments!